Selamat pagi kaka kaka, disini admin ingin berbagi tutorial ip versi 6 sialhkan di simak ya.
MENGENAL IP VERSI 6
Saat ini untuk
request IP address dilakukan melalui lembaga yang telah ditunjuk oleh IANA
(Internet Assigned Numbers Authority) yang ditentukan berdasarkan wilayah,
diantaranya adalah APNIC (Asia Pacific Network Information Center) yang khusus
menangani request IP address untuk wilayah Asia Pasifik, diantaranya wilayah
yang dilayani oleh APNIC adalah Indonesia. Organisasi serupa yang menangani
kawasan Amerika Utara, Amerika Selatan, Karibia, dan Afrika Sub Sahara adalah
ARIN, sedangkan di Eropa, Timur Tengah, dan sebagian Afrika adalah RIPENCC.
IP address yang
bahasa awamnya bisa disebut dengan kode pengenal komputer pada jaringan/
Internet memang merupakan komponen vital pada Internet, karena tanpa IP address
sudah pasti tidak akan dikenal Internet. Setiap komputer yang terhubung ke
Internet setidaknya harus memiliki sebuah IP address pada setiap interfacenya
dan IP address sendiri harus unik karena tidak boleh ada
komputer/server/perangkat network lainnya yang menggunakan IP address yang sama
di Internet. IP address adalah sederetan bilangan binary sepanjang 32 bit, yang
dipakai untuk mengidentifikasi host pada jaringan. IP address ini diberikan
secara unik pada masing-masing komputer/host yang tersambung ke internet.
Packet yang membawa data, dimuati IP address dari komputer pengirim data, dan
IP address dari komputer yang dituju, kemudian data tersebut dikirim ke
jaringan. Packet ini kemudian dikirim dari router ke router dengan berpedoman
pada IP address tersebut, menuju ke komputer yang dituju. Seluruh host/komputer
yang tersambung ke Internet, dibedakan hanya berdasarkan IP address ini, jadi
jelaslah bahwa tidak boleh terjadi duplikasi. Sehingga IP address ini dibagikan
oleh beberapa organisasi yang memiliki otoritas atas pembagian IP address
tersebut, seperti APNIC (Asia Pacific Network Information Center).
Pada
IPv4 ada 3 jenis Kelas, tergantung dari besarnya bagian host, yaitu kelas A
( bagian hostsepanjang 24 bit , IP address dapat diberikan pada 16,7
juta host) , kelas B ( bagian host sepanjang 16 bit = 65534 host) dan kelas C
(bagian host sepanjang 8 bit = 254 host
). Administrator jaringan mengajukan permohonan jenis kelas berdasarkan skala
jaringan yang dikelolanya. Konsep kelas ini memiliki keuntungan yaitu :
pengelolaan rute informasi tidak memerlukan seluruh 32 bittersebut, melainkan
cukup hanya bagian jaringannya saja, sehingga besar informasi rute yang
disimpan di router, menjadi kecil. Setelah address jaringan diperoleh, maka
organisasi tersebut dapat secara bebas.
memberikan address bagian host pada masing-masing hostnya.
Pemberian alamat dalam internet mengikuti format IP address (RFC 1166). Alamat
ini dinyatakan dengan 32 bit (bilangan 1 dan 0) yang dibagi atas 4 kelompok
(setiap kelompok terdiri dari 8 bit atau oktet) dan tiap kelompok dipisahkan
oleh sebuah tanda titik. Untuk memudahkan pembacaan, penulisan alamat dilakukan
dengan angka desimal, misalnya 100.3.1.100 yang jika dinyatakan dalam binary
menjadi 01100100.00000011.00000001.01100100. Dari 32 bit ini berarti banyaknya
jumlah maksimum alamat yang dapat dituliskan adalah 2 pangkat 32, atau
4.294.967.296 alamat. Format alamat ini terdiri dari 2 bagian, netid dan
hostid. Netid sendiri menyatakan alamat jaringansedangkan hostid menyatakan
alamat lokal ( host/router). Dari 32 bit ini, tidak boleh semuanya angka 0 atau
1 (0.0.0.0 digunakan untuk jaringan yang tidak dikenal dan 255.255.255.255
digunakan untuk broadcast). Dalam penerapannya, alamat internet ini
diklasifikasikan ke dalam kelas (A-E). Alasan klasifikasi ini antara lain :
1. Memudahkan
sistem pengelolaan dan pengaturan alamat-alamat.
2.
Memanfaatkan jumlah alamat yang ada secara optimum
(tidak ada alamat yang terlewat).
3.
Memudahkan pengorganisasian jaringan di seluruh dunia
dengan membedakan jaringan tersebut termasuk kategori besar, menengah, atau
kecil.
4. Membedakan
antara alamat untuk jaringan dan alamat untuk host/router.
Pada tabel dibawah dijelaskan mengenai ketersediaan
IPv4 berdasarkan data dari APNIC sampaiakhir tahun 1999 yang lalu dan total IP
yang sudah dialokasikan ke tiap Perkembangan Internet dan network akhir-akhir
ini telah membuat Internet Protocol (IP) yang merupakan tulang punggung
networking berbasis TCP/IP dengan cepat menjadi ketinggalan zaman, saat ini
berbagai macam aplikasi yang menggunakan Internet, diantaranya transfer file
(ftp), surat elektronik (e-mail), akses jarak jauh (remote access), Multimedia
menggunakan Internet, dan lain sebagainya. Perkembangan ini telah membuat
terlampauinya kapasitas jaringan berbasis IP untuk mensuplai layanan dan fungsi
yang diperlukan. Sebuah lingkungan seperti Internet membutuhkan dukungan pada
lalu-lintas data secara real-time maupun fungsi sekuriti. Kebutuhan akan fungsi
sekuriti ini saat ini sangat sulit dipenuhi oleh IP versi 4 atau sering disebut
IPv4. Hal ini mendorong para ahli untuk merumuskan Internet Protocol baru untuk
menanggulangi keterbatasan resource Internet Protocol yang sudah mulai habis
serta menciptakan Internet Protocol yang memiliki fungsi sekuriti yang
reliability.
Pada tanggal 25
Juli di Toronto pada saat pertemuan IETF telah direkomendasikan penggunaan IPv6
atau ada yang menyebutnya dengan IPng (IP next generation) yang
dilatarbelakangi oleh keterbatasan IPv4 yang saat ini memiliki panjang 32 bit,
akibat ledakan pertumbuhan jaringan. Pengembangan IPv6, atau ada yang
menyebutkan dengan nama IP Next Generation yang direkomendasikan pada pertemuan
IETF di Toronto tanggal 25 Juli 1994 dilatarbelakangi olehkekurangan IP address
yang saat ini memiliki panjang 32 bit, akibat ledakan pertumbuhan jaringan.
IPv6 merupakan versi baru dari IP yang merupakan pengembangan dari IPv4.
Keunggulan IPv6 :
a.
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration
(plug&play)
Address
pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan
secara berurut pada host. Memang saat ini hal di atas bisa
dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration
Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja,
sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk mensetting secara otomatis disediakan secara
standar dan merupakan defaultnya. Pada setting otomatis ini terdapat 2 cara
tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.. Setting
otomatis stateless, pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk
pengelolaan dan pembagian IP address, hanya mensetting router saja dimana host
yang telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut
memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah
pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat
IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host
tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC
dari jaringan interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan
pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan paling sedikit 48
bit (sebesar address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu
efisiensi penggunaan address yang buruk. . Setting otomatis statefull adalah
cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada
host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana
cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting
secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router, server dan host
adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP
dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group management Protocol) yang
dipakai pada multicast pada IPv4.
A. Keamanan (IP layer privacy and authentication)
Saat ini metode
dengan menggunakan S-HTTP(Secure HTTP) untuk pengiriman nomor kartu kredit,
ataupun data pribadi dengan mengenkripsinya, atau mengenkripsi email dengan PGP
(Pretty Good Privacy) telah dipakai secara umum. Akan tetapi cara di atas
adalah securiti yang ditawarkan oleh aplikasi. Dengan kata lain bila ingin
memakai fungsi tersebut maka kita harus memakai aplikasi tersebut. Jika
membutuhkan sekuriti pada komunikasi tanpa tergantung pada aplikasi tertentu
maka diperlukan fungsi sekuriti pada layer TCP atau IP, karena IPv4 tidak
mendukung fungsi sekuriti ini kecuali dipasang suatu aplikasi khusus agar bisa
mendukung sekuriti. Dan IPv6 mendukung komunikasi terenkripsi maupun
Authentication pada layer IP. Dengan memiliki fungsi sekuriti pada IP itu sendiri,
maka dapat dilakukan hal seperti packet yang dikirim dari host tertentu
seluruhnya dienkripsi. Pada IPv6 untuk Authentication dan komunikasi
terenkripsi memakai header yang diperluas yang disebut AH (Authentication
Header) dan payload yang dienkripsi yang disebut ESP (Encapsulating Security
Payload). Pada komunikasi yang memerlukan enkripsi kedua atau salah satu header
tersebut ditambahkan.
Fungsi sekuriti
yang dipakai pada layer aplikasi, misalnya pada S-HTTP dipakai SSL sebagai
metode encripsi, sedangkan pada PGP memakai IDEA sebagai metode encripsinya.
Sedangkan manajemen kunci memakai cara tertentu pula. Sebaliknya, pada IPv6
tidak ditetapkan cara tertentu dalam metode encripsi dan manajemen kunci.
Sehingga menjadi fleksibel dapat memakai metode manapun. Hal ini dikenal
sebagai SA (Security Association).
Fungsi Sekuriti
pada IPv6 selain pemakaian pada komunikasi terenkripsi antar sepasang host,
dapat pula melakukan komunikasi terenkripsi antar jaringan dengan cara
mengenkripsi packet oleh gateway dari 2 jaringan yang melakukan komunikasi
tersebut.
Perbaikan utama
lain dari IPv6 adalah:
. Streamlined header format and flow
identification
. Expanded addressing capability
. More efficient mobility options
. Improved support for
options/extensions,
Kegunaan perbaikan tersebut dimaksudkan agar dapat merespon pertumbuhan
Internet, meningkatkan reliability, maupun kemudahan pemakaian. Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi
128 bit. 128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan
konsep kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan
pada cara penulisan IP address. Jika pada IPv4 32 bit dibagi menjadi
masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan "." dan di tuliskan
dengan angka desimal, maka pada IPv6, 128 bit tersebut dipisahkan menjadi
masing-masing 16 bit yang tiap bagian dipisahkan dengan ":"dan
dituliskan dengan hexadesimal. Selain itu diperkenalkan pula struktur
bertingkat agar pengelolaan routing menjadi mudah. Pada CIDR (Classless
Interdomain Routing) table routing diperkecil dengan menggabungkan jadi satu
informasi routing dari sebuah organisasi
Untuk memahami
tentang struktur bertingkat address pada IPv6 ini, dengan melihat contoh pada
address untuk provider. Pertama-tama address sepanjang 128 bit dibagi menjadi
beberapa field yang dapat berubah panjang. Jika 3 bit pertama dari address
adalah "010", maka ini adalah ruang bagi provider. Sedangkan n bit
berikutnya adalah registry ID yaitu field yang menunjukkan tempat/lembaga yang
memberikan IP address. Misalnya IP address yang diberikan oleh InterNIC maka
field tersebut menjadi "11000". Selanjutnya m bit berikutnya adalah
provider ID, sedangkan o bit berikutnya adalah Subscriber ID untuk membedakan
organisasi yang terdaftar pada provider tersebut. Kemudian p bit berikutnya
adalah Subnet ID, yang menandai kumpulan host yang tersambung secara topologi
dalam jaringan dari organisasi tersebut. Dan yang q=125(n+m+o+p) bit terakhir
adalah Interface ID, yaitu IP address yang menandai host yang terdapat dalam
grupgrup yang telah ditandai oleh Subnet ID. Subnet ID dan Interface ID ini
bebas diberikan oleh organisasi tersebut. Organisasi bebas menggunakan sisa p+q
bit dari IP address dalam memberikan IP address di dalam organisasinya setelah
mendapat 128( p+q) bit awal dari IP address. Pada saat itu, administrator dari
organisasi tersebut dapat membagi menjadi bagian sub-jaringan dan host dalam
panjang bit yang sesuai, jika diperlukan dapat pula dibuat lebih terstruktur
lagi. Karena panjang bit pada provider ID dan subscriber ID bisa berubah, maka
address yang diberikan pada provider dan jumlah IP address yang dapat diberikan
oleh provider kepada pengguna dapat diberikan secara bebas sesuai dengan
kebutuhan. Pada IPv6 bagian kontrol routing pada address field disebutprefix,
yang dapat dianggap setara dengan jaringan address pada IPv4.
Address IPv6
dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
. Unicast
Address (one-to-one) digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan
menunjuk satu host.
Pada Unicast
address ini terdiri dari :
Global, address
yang digunakan misalnya untuk address provider atau address geografis. Link
Local Address adalah address yang dipakai di dalam satu link saja. Yang
dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu
level. Address ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapat address
global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan "FE80" dan
field sepanjang 118-n bit yang menunjukkan nomor host. Link Local Address
digunakan pada pemberian IP address secara otomatis.
Site-local,
address yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di dalam
sitesaja. Address ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam site tersebut,
namun tidak bisamengirimkan packet dengan tujuan alamat ini di luar dari site
tersebut.
B. Struktur Unicast Address
Pada gambar di bawah dijelaskan mengenai cara kerja pengiriman packet pada
Unicast Address :
C. Struktur Packet pada IPv6
Multicast
(one-to-many) yang digunakan untuk komunikasi 1 lawan banyak dengan menunjuk
host dari group. Multicast Address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D,
sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF"
disediakan untuk multicast Address. Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk
menentukan range berlakunya. Kemudian Blockcast address pada IPv4 yang address
bagian hostnya didefinisikan sebagai "1", pada IPv6 sudah termasuk di
dalam multicast Address ini. Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen
yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address
dipilah berdasarkan range tujuan.
Anycast
Address, yang menunjuk host dari group, tetapi packet yang dikirim hanya pada
satu host saja.Pada address jenis ini, sebuah address diberikan pada beberapa
host, untuk mendifinisikan kumpulan node. Jika ada packet yang dikirim ke
address ini, maka router akan mengirim packet tersebut ke host terdekat yang
memiliki Anycast address sama. Dengan kata lain pemilik packet menyerahkan pada
router tujuan yang paling "cocok" bagi pengiriman packet tersebut.
Pemakaian Anycast Address ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan
layanan seperti DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast Address
yang sama pada server-server tersebut, jika ada packet yang dikirim oleh client
ke address ini, maka router akan memilih server yang terdekat dan mengirimkan
packet tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban terhadap server dapat
terdistribusi secara merata.Bagi
Anycast Address ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap
beberapa host diberikan sebuah address yang sama, maka address tersebut
dianggap sebagai Anycast Address.
C. Struktur Packet pada IPv6
Dalam pendesignan header packet ini, diupayakan agar cost/nilai
pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real
time. Misalnya, address awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap packet.
Sedangkan pada header IPv4 ketika packet dipecah-pecah, ada field untuk
menyimpan urutan antar packet. Namun field tersebut tidak terpakai ketika
packet tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang
pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap packet disebut header dasar,
sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet
disebut header ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah dari header
dasar. Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan
hanya jikadiperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header
tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah,
juga didefinisikan bagi fungsi sekuriti dan lain-lain. Header tambahan ini,
diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header maka header
ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada data.
Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang
diperlukan saja, sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari
perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40
bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.
Header dari packet pada IPv6 memiliki field label alir (flow-label) yang digunakan untuk meminta agar packet tersebut diberi
perlakuan tertentu oleh router saat dalam pengiriman (pemberian ‘flag’). Misalnya pada aplikasi
multimedia sedapat mungkin ditransfer secepatnya walaupun kualitasnya sedikit
berkurang, sedangkan e-mail ataupun WWW lebih memerlukan sampai dengan akurat
dari pada sifat real time.
Router mengelola
skala prioritas maupun resource seperti kapasitas komunikasi atau kemampuan
memproses, dengan berdasar pada label alir ini. Jika pada IPv4 seluruh packet
diperlakukan sama, maka p ada IPv6 ini dengan perlakuan yang berbeda terhadap
tiap packet, tergantung dari isi packet tersebut, dapat diwujudkan komunikasi
yang aplikatif.
D. IPv6 Transition (IPv4 – IPv6)
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat
suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada hardware
jaringan, misalnya router dan server. Gambar Hosts – dual stack (IPv6
Transition).
Jadi setiap router menerima suatu packet,
maka router akan memilah packet tersebut untuk menentukan protokol yang
digunakan, kemudian router tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya.
E. Allokasi IPv6
Kebijakan allokasi IPv6:
. Regular allocations
. Peering dengan = 3 subTLA (Top Level Aggregator) dan
. Merencanakan
untuk menyediakan pelayanan IPv6 tidak lebih dari 12 bulan, atau . Mempunyai
= 40 SLA (Site Level Aggregator) customer.
Bootstrap
. Peering dengan = 3 AS (Autonomous System Number) dan
. Merencanakan untuk menyediakan
pelayanan IPv6 tidak lebih dari 12 bulan, atau
. Mempunyai = 40 IPv4 customer, atau
. Mempunyai kemampuan 6bone experience.Untuk
mendapatkan allokasi IPv6 dari Asia Pacific Network Information Center
(APNIC),anda harus mengirimkan permohonan IPv6 menggunakan form http://www.apnic.net/apnic-bin/ipv6-subtla-request.pl , untuk
wilayah Indonesia anda bisa mengirimkan form permohonan IPv6 yang juga bisa
diambil dari homepage APNIC: http://www.apnic.net/apnic-bin/ipv6-subtla-request.pl , kemudian mengirimkan form tersebut ke ip-request@apjii.or.id ,
tapi sebelumnya anda mendaftarkan sebagai anggota APJII untuk mendapatkan
pelayanan ini. Saat ini telah terdapat beberapa vendor yang telah mendukung
IPv6, diantaranya:
1. IPv6
Ready: 3Com, Epilogue, Ericsson/Telebit, IBM, Hitachi, KAME, Nortel, Trumpet
2. Beta
Testing: Apple, Cisco, Compaq, HP, Linux community, Sun, Microsoft.
3. Implementing:
Bull, BSDI, FreeBSD, Mentat, NovelL,SGI, dan lain sebagainya.
Berdasarkan data
dari 6BONE (http://www.6bone.net) saat ini telah terdapat 200 situs yang terdapat di 39 negara yang telah
bertarsipasi dalam pengembangan tentang IPv6 ini, dan terdapat berbagai lembaga
yang turut berpartisipasi mengadakan riset mengenai IPv6 ini, diantaranya
adalah: CAIRN, Canarie, CERNET, Chunghawa Telecom, DANTE, Esnet, Internet2,
IPFNET, NTT, Renater, Singren, Sprint, SURFnet, vBNS, WIDE. IANA sebagai
lembaga tertinggi untuk pembagian Internet Resource telah mengalokasikan IPv6
resource ke 3 Regional Internet Registries (RIR), dengan perincian sebagai
berikut:
1. APNIC
: 2001:0200::/23
2. ARIN
: 2001:0400::/23
3. RIPE
NCC : 2001:0600::/23
Pada saat ini
terdapat 3 Regional Internet Registries (RIR) yang telah mengalokasikan 49
allocate IPv6 dengan perincian sebagai berikut :
1. APNIC
telah mengalokasikan 19 allokasi IPv6.
2. RIPE
NCC telah mengalokasi 21 allokasi IPv6.
3. ARIN
telah mengalokasikan 9 allokasi IPv6.
Untuk mendapatkan status daftar dari
allokasi IPv6 oleh Regional Internet Registries anda bias mendapatkan informasi
ini di situs 6Bone (http://www.6bone.net).
F. Kesimpulan & Saran
IPv4 yang
merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas akhir dari
kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru telah dirancang untuk dapat
menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128
bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan
Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak
terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakan
untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara real-time,
pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi
otomatis. Untuk informasi mengenai IPv6, kami sarankan anda untuk mengakses
situs 6BONE ( http://www.6bone.net ) , pada situs
ini anda bisa mendapatkan informasi mengenai status dan hasil riset dari
berbagai partisipan yang tergabung di 6BONE ini. Selain itu anda bisa
mendapatkan informasi mengenai IPv6 dengan mengunjungi situs berikut ini:
Alhamdulilah tutotial IP versi 6 selesai, silahkan di baca ya semoga berguna dan bermanfaat :)
wassalammu'alaikum wr.wrb
0 Response to "MENGENAL IP VERSI 6"
Post a Comment
Komentar Yang Sopan Ya :)